You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Pinggan
Desa Pinggan

Kec. Kintamani, Kab. Bangli, Provinsi Bali

Sejarah Desa Pinggan

Administrator 07 Agustus 2018 Dibaca 5.276 Kali
Sejarah Desa Pinggan

            Konon salah satu Patih yang menentang pernikahan Raja dan Puteri Kang Cing Wie, langsung mengundurkan diri dan bertapa disuatu tempat dan memohon kepada para Betara untuk menghukum Rajanya yang telah menikah dengan puteri saudagar dari China yang beragama Budha..

            Mungkin kebetulan sudah saatnya , maka meletuslah Gunung Batur dan hujan badaipun turun selama sebulan dan 7 ( tujuh ) hari disekitar Kintamani. Terjadilah banjir lahar dan penyakit campar dan disentri dimana mana yang tentu saja bikin sengsara dan kematian rakyatnya. Para penasihat dan Patih yang menentang mengatakan bahwa para Betara Dewa pun menentang Perkawinan beda suku dan agama tsb dengan menunjukkan angkara murkanya. Raja segera memanggil para menterinya mengadakan rapat untuk mengatasi bencana ini.

            Di tengah tengah rapat datanglah Puteri Kang Cing Wie yang atas perkenan ajudan mendatangi Raja dan berbisik di telinga Raja supaya rakyat Kintamani yang tinggal disekitar Gunung Batur segera mengungsi ke desa yang dinamakan Ping An yang artinya Selamat dalam bahasa Tionghoa. Aneh bin ajaib ,itulah yang terjadi .Rakyat yang mengungsi ke desa Ping An, semuanya selamat dan karena lidah Bali sulit melafalkan kata Ping An, maka sampai sekarang desa itu masih ada dan bernama desa Pinggan ( 2016 ). Keputusan Raja yang mendapat bisikan Ratu Kang Cing Wie tentu saja membuat rakyat Bali semakin mencintai Ratu atau Permaisaurinya. Dan untuk mewujudkan cintanya pada Puteri Kang Cing Wie , raja mendirikan Pura yang diberi nama Pura Dalem Balingkang di desa Pinggan dengan ornamen warna Merah dan Kuning yang dominan seperti warna Kelenteng atau Wihara dari China. Sekarang pura tsb. disebut Linggih Ratu Mas Ayu Subandar tempat sembahyang masyarakat Chinese Bali memohon berkah dari Ratu atau Permaisuri Kang Cing Wie ( 2016)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image